By: Melly Latifah
(Updated on March, 2010)
Department of Family & Consumer Sciences
Faculty of Human Ecology
Bogor Agriculture University
Membahas tentang perkembangan kognitif berarti membahas tentang perkembangan individu dalam berfikir atau proses kognisi atau proses mengetahui. Dalam psikologi, proses mengetahui dipelajari dalam bidang psikologi kognitif. Bidang ini dipelopori oleh J.J. Piaget, yang terkenal dengan teori pentahapan kognitifnyanya yang disebut perkembangan kognitif.
Menurut Monks, Knoers & Haditono (1992), teori Piaget tentang perkembangan kognitif banyak dipengaruhi oleh bidang ilmu biologi dan epistemologi (ilmu mengenai pengenalan, asal-muasal). Sementara itu, Miller (1993) berpendapat bahwa teori Piaget merupakan teori pentahapan yang paling berpengaruh dalam psikologi perkembangan, di mana dalam setiap tahapannya Piaget menggambarkan bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan tentang dunianya (genetic epistemology).
1. Definisi Kognisi
Berdasarkan akar teoritis yang dibangun oleh Piaget, beberapa penulis mendefinisikan kognisi dengan redaksi yang berbeda-beda, namun pada dasarnya sama, yaitu aktivitas mental dalam mengenal dan mengetahui tentang dunia. Neisser (1967) dalam Morgan, et al. (1986), mendefinisikan kognisi sebagai proses berpikir dimana informasi dari pancaindera ditransformasi, direduksi, dielaborasi, diperbaiki, dan digunakan.
Secara ringkas, Morgan, dkk.. (1986) menyatakan bahwa kognisi sebagai pemrosesan informasi tentang lingkungan yang dipersepsikan melalui pancaindera. Menurut Santrock (1986), kognisi mengacu kepada aktivitas mental tentang bagaimana informasi masuk ke dalam pikiran, disimpan dan ditransformasi, serta dipanggil kembali dan digunakan dalam aktivitas kompleks seperti berpikir.
2. Perkembangan Kognitif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Secara ringkas, Piaget berteori bahwa selama perkembangannya, manusia mengalami perubahan-perubahan dalam struktur berfikir, yaitu semakin terorganisasi, dan suatu struktur berpikir yang dicapai selalu dibangun pada struktur dari tahap sebelumnya. Perkembangan yang terjadi melalui tahap-tahap tersebut disebabkan oleh empat faktor: kematangan fisik, pengalaman dengan objek-objek fisik, pengalaman sosial, dan ekuilibrasi.
Pengalaman membawa kemajuan kognitif melalui proses asimilasi dan akomodasi. Proses asimilasi dan amomodasi membantu anak-anak beradaptasi terhadap lingkungannya karena melalui proses-proses tersebut pemahaman mereka mengenai dunia semakin dalam dan luas. Dengan demikian, jelas bahwa Piaget memandang anak-anak sebagai organisme aktif dan self-regulating yang berubah melalui interaksi antara pembawaan lahir (innate) dengan faktor-faktor lingkungan (Hetherington; Parke, 1986;Seifert; Hoffnung, 1987; Papalia; Olds, 1988;Miller, 1993).
3. Tahapan Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, perkembangan kognitif terjadi melalui empat tahap, yaitu sensorimotor, praoperasional, operasi konkrit, dan operasi formal (Hasselt; Hersen, 1987). Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing tahap.
Pada tahap sensorimotor (0 – 2 tahun), manusia mengetahui dunia melalui aksi-aksinya terhadap lingkungannya, seperti mengenyot, meraih, mengikuti arah benda, dll. Pada proses ini, manusia mengkonstruksi skema-skema sensori-motor yang semakin lama semakin terarah dan semakin terinterkoordinasi.
Pada tahap praoperasional (2 - 7 tahun), anak-anak mengeksploitasi kemampuan yang baru dicapainya dan mengembangkan proses-proses simbolik. Menurut Miller (1993), meskipun dibatasi oleh sifat egosentrisme, pemikiran yang kaku, serta keterbatasan dalam kemampuan ambil-peran (role-taking) dan komunikasi, pada tahap ini, anak mampu menggabungkan simbol-simbol dalam berfikir semilogikal (semilogical reasoning).
Pada tahap operasi konkrit (7 - 11 tahun), anak mulai mampu menggunakan operasi-operasi berpikir karena anak telah mencapai struktus-struktur logik-matematik (logicomathematical).
Pada tahap operasi formal (11 tahun ke atas atau awal remaja hingga dewasa), operasi-operasi berpikir tidak lagi terbatas pada obyek-obyek konkrit, tetapi dapat pula dilakukan pada proposisi verbal dan kondisi hipotetik.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Hetherington, E. Mavis & Parke, Ross D. 1986. Child Psychology : A Contemporary Viewpoint. McGraw-Hill, Inc, Singapore.
2. Miller, P.H. 1993. Theories of Developmental Psychology (3rd Ed.).W.H. Freeman & Co., New York.
3. Knoers, A.M.P. Haditono, S.R. 1992. Psikologi Per-kembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
4. Morgan, C.T.;King, R.A.; Weisz, J.R. & Schopler, J. Intoduction to psychology.(7th Ed).McGraw-Hill Book Company.Singapore.
5. Papalia, D.E. & S.W. Olds.1989. Human Development. 4 th ed. McGraw-Hill, Inc. New York.
6.Santrock, J.W.1986.Psychology: The Science of Mind and Behaviour.WM.C. Brown Publishers. Dubuque, Iowa.
7.Seifert, K.L. & Hoffnung, R.J. 1987. Child and Adolescent Development. Houghton Mifflin Co. Boston.