Monday, October 1, 2012

MENCEGAH PENCULIKAN ANAK

Beberapa tahun terakhir ini, penculikan anak-anak makin marak terjadi. Banyak motif yang melatarbelakangi tindakan tersebut, di antaranya adalah masalah ekonomi (seperti pemerasan dan jual beli anak), keinginan seksual, dendam pribadi terhadap orangtua si anak, dll. Dalam hal ini, orangtua dan anak perlu selalu waspada agar terhindar dari penculikan.

Girls_silhouette_on_wall_child_is_bouncing_on_a_trampolineBanyak cara yang dilakukan oleh penculik untuk mendapatkan anak yang ingin diculiknya. Modus yang paling sering dilakukan adalah merayu anak dengan diiming-imingi permen, coklat, mainan, bahkan diajak ke tempat hiburan. Modus baru yang dilakukan adalah menjebak orangtua dengan lomba balita, mengaku saudara dengan mengelabui perawat di rumah sakit.

Apa yang harus orang tua lakukan untuk mengatisipasi atau mencegah terjadinya penculikan anak? Berikut beberapa tips bagi orang tua:

  1. Waspada Waspada terhadap karyawan-karyawan Anda. Pastikan pula orang rumah (sopir, pembantu atau mantan pembantu, mantan sopir) bukan berasal dari kalangan orang yang memiliki sifat jahat. Karena itu, sebelum Anda merekrut mereka menjadi karyawan, teliti baik-baik latar belakangnya. Karena tidak sedikit para penculik sengaja menggunakan pembantu yang disalurkan sebagai perantara untuk memuluskan rencananya. Atau, bisa jadi calon karyawan yang Anda rekrut sudah tahu pasti situasi rumah Anda. Ini akan lebih berbahaya lagi.
  2. Jangan Beri Kesempatan Ini penting buat Anda yang jarang di rumah. Waktu Anda sedang di kantor atau di tempat lain, biasanya hal ini akan menjadi waktu kemenangan bagi para karyawan karena tidak terpantau. Oleh karena itu, jangan beri kesempatan pada karyawan untuk terlalu sering membiarkan orang lain datang ke rumah Anda. Terutama orang-orang yang hanya sekedar iseng ingin menemui atau berbincang-bincang dengan karyawan Anda.
  3. Jangan Memancing Meskipun mampu, sebaiknya anak Anda tidak perlu mengenakan perhiasan yang menyolok atau membawa barang-barang mahal lainnya. Jangan biarkan anak mengenakan perhiasan berharga (kalung, gelang, anting), atau membawa barang berharga secara terbuka (membuka-buka HP di tempat umum). Hal ini bisa memicu terjadinya penculikan.
  4. Komunikasi Sesibuk apapun Anda, sempatkan untuk tetap berkomunikasi dengan anak. Paling tidak untuk mengetahui keadaan dan lokasi keberadaan anak Anda. Begitu pula dengan pihak sekolah. Di sekolah, orangtua harus tahu persis jam belajar sekolah dan dengan siapa anak berangkat dan pulang sekolah. Beri tahu pihak sekolah orang yang sudah Anda percaya untuk mengantar dan menjemput anak Anda.
  5. Pastikan Sekolah Bertanggungjawab Anda perlu memastikan pihak sekolah agar bersikap tegas dan bertanggungjawab terhadap anak didiknya selama berada di sekolah. Termasuk memperhatikan orang yang biasa mengantar jemput anak-anak. Jika ada penjemput yang baru, sebaiknya pihak sekolah atau guru terlebih dulu menghubungi orangtua anak yang bersangkutan.
  6. Tanggap Terhadap Bahaya Penculikan Bila penculikan benar-benar terjadi, Anda harus mengetahui apa yang harus Anda lakukan. Pertama, berani melaporkan penculikan tersebut pada pihak kepolisian meski ada ancaman dari pihak penculik. Anda bisa melaporkannya secara berlebihan bila pelaku belum tertangkap karena justru akan membahayakan nasib korban.
  7. Ajari dan Ingatkan Anak Anda Ajari anak Anda kiat-kiat mengantisipasi dan menghindari aksi penculikan.

Selanjutnya, sering-seringlah mengingatkan kepada anak apa yang telah Anda ajarkan itu. Mengajari anak bagaimana menghindari penculikan merupakan hal yang paling penting untuk dilakukan para orang tua. Hal ini mengingat anak tidak selalu berada dekat dengan orang tua. Tujuannya adalah agar anak secara mandiri dapat mengantisipasi atau menghindari aksi penculikan.

Berikut adalah hal-hal yang harus diajarkan kepada anak Anda agar terhindar dari penculikan (dikutip dari eHow, Selasa (27/10/2009 dalam health.detik.com):

  1. Menggunakan pengalaman sehari-hari untuk mengajarkan anak mengenai keamanan dirinya sendiri. Katakan pada anak agar jangan mau pergi dengan orang yang belum dikenal di manapun, meskipun orang tersebut terlihat baik atau ramah serta menjanjikan sesuatu. Dan jika anak merasa tidak aman, ajarkan untuk pergi ke restoran, pos polisi terdekat atau tempat umum lainnya untuk meminta pertolongan.
  2. Memberitahu anak agar selalu menjaga jarak dengan orang asing dan sebaiknya segera lari atau berteriak jika orang asing tersebut semakin mendekat.
  3. Beritahu anak agar selalu berjalan atau bermain bersama teman-temannya dan jangan pergi sendirian.
  4. Memberitahu anak batasan mengenai sikap yang boleh atau tidak boleh dilakukan orang lain terhadap dirinya. Seperti tidak boleh memegang bagian tubuh si anak, sehingga anak akan berusaha untuk menghindar jika ada orang lain yang ingin menyentuhnya. Jika orang tersebut tetap memaksa, beri tahu anak agar segera menghindar atau berlari.
  5. Menggunakan pengalaman orang lain atau teman dalam mengajarkan anak, karena anak akan lebih mudah mengingat sebuah cerita. Setelah itu beritahu anak hal apa yang harus dilakukannya jika berada pada situasi seperti itu.
  6. Ajarkan anak agar tidak menerima atau mengonsumsi apapun yang diberikan oleh orang lain. Beritahu anak bagaimana menolak yang sopan, jika anak terpaksa menerima sebaiknya jangan langsung dikonsumsi.
  7. Beritahu anak mengenai nama orangtua dan nomor telepon yang bisa dihubungi, hal ini berguna jika anak dalam masalah dan ingin meminta pertolongan. Serta ajarkan anak-anak untuk mempercayai apa kata nalurinya, jika anak merasakan sesuatu yang aneh maka segera melarikan diri.

Selain itu diperlukan pula perhatian dari orangtua terhadap keselamatan anaknya di tempat umum atau sekolah agar terhindar dari penculikan, seperti berikut:

  1. Jika jarak sekolah dan rumah cukup jauh, maka anak bisa diantar jemput. Beritahu anak agar jangan mau pulang dengan orang asing atau orang tidak biasa menjemputnya. Orangtua juga bisa berpesan pada gurunya agar menemani sang anak sampai dirinya atau orang yang sudah dikenal menjemputnya.
  2. Jika pergi ke mal yang ramai pengunjungnya, sebaiknya orangtua tetap menggenggam tangan sang anak dan jangan sampai terlepas. Namun, jika anak masih kecil tidak ada salahnya untuk menggendongnya.
  3. Jangan meninggalkan anak sendirian di manapun dan kapanpun, termasuk saat anak ingin ke kamar mandi di mal atau tempat umum lainnya.
  4. Saat anak bermain di tempat bermain umum, dampingi selalu anak di sampingnya. Jika tidak bisa masuk ke dalam, jangan melepaskan pandangan mata atau pengawasan dari sang anak.
  5. Saat anak berada di rumah, pastikan pintu dan jendela tertutup dan terkunci agar anak tidak keluar rumah.
  6. Jangan biarkan anak mengangkat telepon atau membukakan pintu, karena hal ini sangat berisiko. Penculik saat ini sangat berani dan hanya butuh waktu beberapa menit untuk membawa kabur sang anak.

Sumber :